Fujitsu, sedang membangun struktur metaverse yang dapat dioperasikan yang disebut RYUGUKOKU (TBD) dalam kemitraan dengan sembilan bisnis lainnya. Aliansi ini berupaya membantu dalam mengembangkan kerangka kerja yang diperlukan bagi perusahaan untuk berpartisipasi dalam pemasaran Web3, reformasi kerja, dan proyek pengalaman pelanggan.
Untuk memberikan pengalaman metaverse yang disesuaikan, platform ini akan menggunakan “avatar pembelajaran otomatis”, “Pegasus World Kit”, dan “Multi-Magic Passport”. Perdana Menteri Fumio Kishia telah berinvestasi dalam layanan transformasi digital, dan Kementerian Digital telah membentuk DAO untuk membantu departemen pemerintah dalam menerapkan teknologi Web3. Jepang telah berusaha memasukkan teknologi Web3 ke dalam agenda nasionalnya.
Ryugukoku juga menempatkan prioritas tinggi pada keamanan. TBT Lab Group, lembaga keuangan besar Jepang, dan perusahaan akan bekerja sama untuk menerapkan otentikasi identitas pengguna, sistem pembayaran, dan asuransi infrastruktur data.
Menurut rencana, proyek akan dimulai di pulau itu tetapi akhirnya dipindahkan “ke perusahaan dan lembaga pemerintah di luar Jepang.” Ide ini pertama kali dipresentasikan oleh Hajime Tabata, seorang pengembang game dan penasihat Web3 untuk pemerintah Jepang.
Dari perspektif kepemilikan digital, pengumuman Fujitsu mengacu pada NFT, namun regulasi cryptocurrency di Jepang selalu agak ketat. Sebuah proposal kebijakan di Web3 oleh Partai Demokrat Liberal Jepang mendorong penciptaan metaverse yang dapat dioperasikan.
Dengan mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman untuk menjadikan Jepang sebagai pusat inovasi yang bertanggung jawab di dunia, Jepang dapat mempromosikan iklim bisnis yang kompetitif secara global dan menunjukkan kepemimpinan dalam pembicaraan peraturan internasional.
